JURNALISHUKUM.COM, BATANGHARI – Kebanyakan warga di Batang Hari heran dengan adanya Kepala Desa (Kades) melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Ke Bali. Pasalnya, daerah Bali terkenal akan pantai dan pusat wisata dan jika di bandingkan dengan lingkungan wilayah di Batanghari terkenal dengan daratan atau bukit yang mayoritasnya warga adalah petani.
Jepri, warga di Kecamatan Muara Bulian mengatakan, untuk kegiatan ini tidak lah begitu efektif dengan melaksanakan Bimtek di Bali. Karena perbedaan daerah Bali dan Barang Hari sungguh jauh berbeda.
“Daerah kita tidak ada pantai dan juga pusat wisata, kenapa para Kades di Batanghari melakukan Bimtek kesana,” katanya.
Senada dikatakan Abdullah, warga di Kecamatan Muara Tembesi juga mengatakan hal yang sama, dengan menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD) atau Dana Desa (DD) seharusnya harus sesuai dengan aturannya dan ini harus di pahami terlebih dahulu sebelum melaksanakan Bintek.
“Sebenarnya Bimtek ini cukup melalui Via Zoom atau mengundang narasumber. Jika di laksanakan ke Bali, tujuannya apa, apakah ditempat kita ada Pantai atau objek Wisata,” ujarnya.
Untuk di ketahui, Bimtek adalah program pelatihan dan pembinaan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di setiap desa.
Untuk tujuan Bimtek Kades adalah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas seorang kepala desa serta aparat lainnya agar mempunyai kemampuan yang handal dan profesional dalam membangun desa.
Sementara masyarakat menilai, banyak oknum Kades melakukan Bimtek ke luar daerah atau Provinsi tidak ada dampak pada kemajuan di desa yang ia pemimpin.
Sementara di Kabupaten Batanghari sendiri sejumlah Kades melakukan Bimtek ke Bali justru mandapat sorotan masyarakat Kabupaten Batanghari sendiri, karena Kades ke Bali ini mengunakan uang rakyat.
“Tentunya, jangan mubawir jika uang rakyat digunakan untuk Bimtek, tapi tidak ada efek bagi kemajuan desa,” kata Adi, warga Kecamatan Muara Bulian.
Jika ilmu dari Bimtek tersebut bisa di aplikasi ke masyarakat, tentu akan baik. Malahan masyarakat jadi bangga. Tapi jika hanya sekedar Bimtek saja, namun tidak ada dampak pada kemajuan. Ini namanya zolim dalam mengunkan uang rakyat.
Dalam Bimtek tersebut, Kades harus mampu mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Selain itu juga menciptakan sinergitas dan keharmonisan dalam melaksanakan pembangunan.
Yang tak kalah penting lagi, membuat perangkat desa semakin profesional dan mampu melayani masyarakat dengan baik.
Nah jika itu tak terpenuhi apakah tidak mubazir, ini uang rakyat loh harus ada azas manfaat bagi masyarakat pula. Kita lihat pulang dari Bimtek nanti, apakah ilmu diterapkan atau hanya sekedar pelesiran saja.
Terkait hal ini Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan desa (PMD) Batanghari, Taufik engan untuk bicara saat dikonfirmasi awak media.
Ia hanya menyebutkan, pihak PMD hanya menerima surat pemeberitahuan dari pihak APDESI Kabupaten Batanghari selanjutnya diteruskan kepada bapak sekda M.Azan.
” Untuk lebih jelas bisa konfirmasi kepada bapak Sekda, ” singkatnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, Kades di Kabupaten Batanghari ini Bimtek ke Pulau Dewata Bali dengan mengunakan Anggaran Dana Desa (ADD).
Jika terbang dua kali, yakni Jambi-Jakarta dan Jakarta-Bali, pastinya mengunakan biaya yang cukup besar dalam kegiatan Bimtek tersebut.
Jika ilmu Bimtek nanti mampu diterapkan ditengah masyarakat, ini akan baik untuk kemajuan desa.
Sementara itu, jika tidak diterapkan, maka ini namanya sia-sia mengunakan uang rakyat, sementara masih banyak yang harus di bangun lagi di setiap desa masing-masing. (*)