JURNALISHUKUM.COM, KOLOMBIA – Anak Presiden Kolombia Gustavo Petro, Nicolas, beserta mantan istrinya Daysuris Vasquez ditangkap.
Penangkapan tersebut karena ia terjerat kasus dugaan pencucian uang dan penggelapan dana terkait dengan kampanye ayahnya.
Presiden Gustavo Petro melalui akun Twitter atau yang sekarang berganti X, membenarkan penangkapan tersebut.
“Saya berharap anak saya beruntung dan kuat. Semoga peristiwa ini membangun karakternya dan semoga dia merenungkan kesalahannya,” ucap Gustavo Petro di X, seperti dikutip dari AFP, Selasa (1/8/2023).
“Sebagai seseorang dan ayah, rasanya sakit melihat begitu banyak kerusakan diri,” sambungnya.
Sementara pada Maret lalu, Vasquez menuduh Nicolas menerima sejumlah uang dari pengendara narkoba dan penyelundup pada 2022 untuk kampanye ayahnya yang berakhir sukses.
Dalam wawancara dengan majalah semana itu, Vasquez mengatakan mantan suaminya menerima uang setara dengan $124.000 dari mantan pengedar narkoba bernama Samuel Santander Lopesierra.
Santander Lopesierra sendiri menjalani hukuman 18 tahun penjara di Amerika Serikat karena perdagangan narkoba.
Adapun aparat setempat menangkap Nicolas Petro dan Vasquez di kota pesisir Barranquilla dan membawa mereka ke ibu kota Bogota.
Jaksa mengatakan mereka diamankan di bawah penjagaan ketat di sebuah bunker menunggu sidang pengadilan.
Menurut jaksa, penangkapan Nicolas Petro tersebut terkait dengan dugaan pencucian uang dan penggelapan.
Sedangkan Vasquez juga didakwa melakukan pencucian uang.
Di sisi lain, Presiden Gustavo Petro telah membantah menerima uang dari raja kokain yang berkuasa di negara itu.
Bahkan, ia sendiri yang meminta agar pihak berwenang melakukan penyelidikan terhadap anaknya.
Sementara itu, Nicolas Petro tercatat sebagai seorang anggota parlemen untuk partai ayahnya di departemen Atlantik utara.
Namun sebuah media menerbitkan catatan bank yang menunjukkan bahwa Nicolas memiliki aset jauh lebih banyak daripada gajinya dari kongres.
Nicolas sendiri lahir pada 1980-an ketika ayahnya berada di pemberontakan gerilya perkotaan M-19 Marxis, salah satu dari beberapa kelompok bersenjata yang melawan kunci kekuasaan oleh partai politik tradisional.
Baru-baru ini sang ayah mengaku absen dari kehidupan Nicolas karena perang saudara.
Tidak seperti lima anaknya yang lebih kecil yang ia besarkan setelah penandatanganan kesepakatan damai dengan gerakan M-19 pada tahun 1990.
Jurnalis Hukum : Heriyanto S.H.,C.L.A