JURNALISHUKUM.COM, BATANGHARI – Salah seorang peserta seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS) dari Kecamatan Mersam mengatakan, yang lolos PPS diduga adalah orang dekat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Batanghari semua. Bahkan, dirinya juga menuding rekrutmen yang di selenggarakan oleh KPU dinilai tidak fair dan tidak profesional.
“Kriteria dan bobot penilaian peserta dianggap tidak jelas, hingga proses wawancara yang dianggap tidak konsisten. Dimana, pada ujian CAT ada pengumuman kalau yang lolos hanya enam orang, yang nilai tinggi yang bisa ikut tahap wawancara. Tiba-tiba aturan dari KPU berubah lagi semuanya jadi lolos, orang yang seharusnya gugur dari tes CAT bisa ikut tes wawancara lagi. Ini yang nilainya bagus di CAT malah tidak satupun yang lolos,” kata Sumber yang merupakan peserta kepada wartawan, Senin (23/01) lalu.
Dirinya menilai, bahwa pemberlakuan aturan itu di anggap tidak adil dan merugikan pihak peserta yang ikut rekrutmen itu. Bahkan ia juga menuding peserta yang lolos dari seleksi PPS tersebut hanya diisi oleh “titipan” oknum tertentu saja.
“Nah, berarti di situ jelas kalau penerimaan PPS penuh dengan orang titipan, orang yang mungkin mampu tapi tidak memiliki beking semua gugur, jadi untuk apa ada ujian CAT yang buat kami berfikir supaya dapat nilai yang bagus supaya lolos namun waktu penetapan PPS orang yang nilai di bawah samua yang lulus, ada apa dengan KPU? Begitu tega membunuh karakter peserta PPS lainnya yang merasa bisa dan nilai lumayan bagus,” bebernya dengan kecewa.
Sementara itu, Ketua KPU Batanghari A. Kadir memaparkan kepada wartawan, bahwa nilai tes CAT saja tak cukup mengantarkan peserta untuk lolos menjadi anggota PPS. Dan ada beberapa bahan pertimbangan yang dibutuhkan peserta untuk perolehan nilai sempurna.
“Bahwa nilai CAT tinggi belum tentu bisa lolos, hasil nilai CAT itu gunanya untuk membawa peserta lolos ke tahapan wawancara. Ketika tahapan wawancara itu sama semua,” alasannya.
Dia juga beralasan, bahwa peserta yang lolos pada tahap wawancara diambil berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya terhadap pemilu.
“Kita akan lihat baik itu dari pengetahuan, rekam jejak, pengalaman, dan berbagai hal terkait integritas mereka. Artinya hasil CAT itu tidak langsung untuk meloloskan mereka,” tandasnya. (Tim)