JURNALISHUKUM.COM, TAPTENG – Ratusan pengusaha pengelola ikan tri nelayan Bagan tancap (Bagan pancang) dan pengelola atau pengrajin ikan asin di kampung nelayan kelurahan Hajoran kecamatan Pandan menjerit keluhkan tingginya harga garam yang harganya tembus Rp 300.000 per sak nya, Minggu 09/4/2023.
Matang Bugis, beserta pelaku usaha Bagan tancap lainnya berharap, kenaikan harga garam ini bisa menjadi perhatian serius pemerintah daerah, kabupaten Tapanuli tengah sehingga mereka mampu membeli garam dengan harga yang wajar, ucapnya
Ujar Matang ini tak wajar harga garam ikan Sekarang untuk ukuran 50 kg sudah 300 ribu rupiah lebih mahal dari harga beras, ini sulit bagi kami karena garam tersebut merupakan bahan utama untuk pengolahan ikan tri rebus kami.
“Pelaku usaha yang sama Bahar mengatakan ini sangat mengkhawatirkan Kenaikan harga garam ini terus merangkak naik , beberapa bulan yang lalu harganya Rp130.000 per sak, kemudian naik jadi Rp150.000 per sak. Sekarang naik lagi jadi Rp.300.000 per sak. Kenaikan ini sudah sampai seratus persen,” katanya.
Selaku pelaku usaha di bidang penangkapan ikan khususnya ikan tri nelayan Bagan tancap, atau Bagan pancang kami sangat kwatir dengan hal tersebut karna berpengaruh langsung dengan harga produksi ikan tri kami , yang mana untuk melaut saja kami keluarkan biaya cukup besar setiap harinya.
Saat di temui awak media ia juga mengungkapkan “Kita tidak tau persis penyebab harga garam ini naik apakah daerah penghasil garam yang gagal panen, atau ada masalah dengan pendistribusian garam,atau adanya spekulan yang bermain mengenai garam ini.
Kami berharap pemerintah daerah kabupaten Tapanuli melalui Dinas perindustrian dan perdagangan bisa Carikan solusi buat kami pelaku usaha ikan tri.
Bahar menyampaikan di daerahnya ini ada sekitar 150 kurang lebih pengusaha Bagan tancap yang pakai garam ,klu untuk satu bulannya secara keseluruhan kami bisa pakai sebanyak 1 ton Hinga 2 ton bahkan lebih jika hasil ikan melimpah.
Senada dengan Bahar Joko Susanto selaku perajin ikan asin di kelurahan Hajoran juga mengatakan harga garam ini sudah keterlaluan mahalnya bisa bisa kami gulung tikar, mau tidak mau kami harus naikan harga jual ikan kami.
Dengan mahalnya harga garam sementara untuk harga jual sekarang saja daya beli kurang apa lagi dengan harga sekarang, berakibat pada omset yang turun,bahkan kita bisa merugi karna biaya produksi tinggi dan sementara harga jual tak naik ngak sesuai lagi harga jual.
Ia juga menuturkan untuk keseharian rata rata ia bisa pakai garam untuk pengolahan ikan asinnya bisa 4 sak dan lebih tergantung banyaknya ikan yang di kelolanya jelasnya.
“Kami Berharap ada solusi dari pemerintah akan permasalahan yang kami hadapi,” tandasnya. (Pratama)