JURNALISHUKUM.COM, BATANGHARI – Bupati Batanghari, Jambi, MHD Fadhil Arief belum lama ini pernah menyampaikan, bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PdK) Kabupaten Batang Hari telah membuat program literasi. Karena itu, dirinya mengajak para guru untuk bersama-sama bersinergi mewujudkan program tersebut agar dapat mewujudkan generasi penerus bangsa sesuai dengan yang diharapkan.
Bahkan, Bupati Batanghari M. Fadhil Arief SE, Didampingi Kadis PDK Kabupaten Batanghari Zulfadli, gelar pelepasan keberangkatan peserta Festival Literasi Nasional tahun 2023, menuju Surakarta Solo.
Peserta yang diberangkatkan terdiri dari para Ketua K3S para guru dan Siswa/i yang mengikuti, Kegiatan berlangsung di Serambi Rumah Dinas Bupati Batanghari, pada sekitar pukul 15.00 WIB, Selasa (02/05/2023).
Dimana, terkait dengan dugaan kenaikan anggaran program literasi yang di ikuti Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Batanghari, saat ini masih menjadi tandatanya, sedangkan Kepala Dinas (PdK) Batanghari, Zulfadli bungkam akan persoalan ini.
Alhasil, apa yang disampaikan oleh seorang Kepala SDN di Batanghari, yang enggan namanya disebut mengatakan, bahwa untuk anggaran program literasi ini di potong dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada setiap sekolah dan sepertinya kenaikan anggaran tersebut seolah-olah memaksa pihak Kepala sekolah untuk menuruti kebijakan kepala dinas.
“Sebelumnya kami sempat menghadiri rapat sosialisasi Program Literasi ini dan dengan pihak ketiga, yakni Nyalanesia. Dalam rapat itu, pihak Nyalanesia mengenakan anggarannya sebesar Rp50 ribu persiswa, kemudian muncul lah kenaikan sebesar Rp75 ribu persiswa, dengan diikuti sebanyak 50 orang siswa pada setiap sekolah di Tahun 2023 ini,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, bahwa untuk anggaran tersebut sudah dikirim ke rekening Nyalanesia dan untuk kegiatannya dijadwalkan pada bulan Novenber nanti.
“Uangnya sudah kami transfer ke rekening Nyalanesia dan kalau tidak salah kegiatan ini akan di mulai jelang penghujung tahun,” ujarnya.
Senada dikatakan Kepala SD lainnya dan juga enggan namanya disebut mengungkapkan, bahwa manfaat dari program ini apa,? Seperti katanya membaca buku cerita atau pengayaan, memperkaya koleksi baca, memilih buku bacaan yang baik, memfungsikan lingkungan sekolah, seperti perpustakaan, sudut buku kelas, atau area baca dan lainnya.
“Menurut saya anak-anak sekarang butuh bimbingan dari seorang guru, tidak hanya dengan membaca saja. Mereka butuh bimbingan dan kemudian kenaikan anggaran program ini harus di jelaskan kepada pihak kepala sekolah, jangan seolah-olah menekan seperti itu,” jelasnya.
Sementara itu, jurnalishukum.com mencoba menyelusuri Nyalanesia melalui Google.com dan mendapat nomor contak WhatsApp, lalu kami mencoba memperkenalkan diri bahwa kami dari Media Online jurnalishukum.com.
Kemudian pihak dari Nyalanesia memperkenalkan kembali, apa yang bisa Salwa, seorang Konsultan Program Nyalanesia bantu. Lalu pihak kami mencoba untuk melakukan konfirmasi hak jawab jika informasi di media kami sebelumnya ada keluhan Kepala Sekolah atas dugaan kenaikan anggaran Program Literasi itu.
Melalui cat WhatsApp, Salwa mengatakan, “Saat ini manajemen belum memberi hak jawab terkait berita yang sudah diterbitkan. Selain itu, kami perlu mengetahui secara jelas mitra (nama dan instansi) komunikasi kami untuk memberikan informasi yang sesuai”.
Disamping itu, perlu diketahui bahwa semua pihak termasuk juga media juga memiliki niat baik untuk ikut serta dalam upaya memajukan literasi dan pendidikan di Indonesia ini.
Jurnalis Hukum : Heriyanto S.H.,C.L.A