JURNALISHUKUM.COM, BATANGHARI – Gedung Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hamba Muara Bulian Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi sudah terbengkalai. Selain itu Gedung tersebut diduga sudah di Tutup untuk umum dan tidak boleh siapa pun yang masuk ke gedung KRIS selain dari pihak yang memiliki kepentingan.
“Ya, seharusnya gedung tersebut sudah di fungsikan pertanggal 1 Juli ini, akan tetapi sepertinya sudah terbengkalai dan kemungkinan sudah banyak lagi kondisi bangunan yang rusak-rusak,” kata salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di rumah sakit, yang enggan namanya disebut.
Dia juga mengatakan, gedung KRIS ini memakan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp4,5 miliar dan tidak memiliki akses jalan lingkungan menuju gedung. Kemudian, sebelumnya gedung ini baru selesai dibangun sudah banyak yang rusak dan diduga pembangunan ini asal jadi.
“Dalam persoalan gedung ini, kita jangan tutup mata, sebab pihak yang berkepentingan harus tanggungjawab akan proses, mulai perencanaan sampai dengan selesainya gedung itu dibangun dan ketahanan gedung itu sendiri. Apakah sudah sesuai apa ada indikasi dugaan korupsi,” ujarnya.
Menurut dia, untuk fasilitas gedung KRIS yang sudah selesai dibangun itu biasanya lengkap dengan mobler dan alat kesehatan dan juga tempat tidur pasien. Akan tetapi, setelah gedung itu jadi, fasilitasnya saja tidak ada dam juga termasuk jalan lingkungan menuju gedung itu juga tidak ada.
“Anehkan perencanaan yang dibuat oleh pihak yang berkepentingan dan yang bertanggungjawab, kami minta itu diusut oleh pihak Aparat Penegak Hukum (APH) di Jambi atau APH pusat,” jelasnya.
Senada dikatakan ASN lainnya yang juga bekerja di rumah sakit, bahwa untuk persoalan lainnya dirumah sakit ini terlalu banyak, baik itu dari segi pembangunan gedung yang banyak terbengkalai dan menghamburkan uang negara, alat kesehatan (Alkes) yang diadakan diduga Tidak sesuai di peruntukan dan dana BLUD yang tidak transfaran.
“Sebenarnya banyak persoalan yang terjadi dirumah sakit ini. Apalagi menyangkut soal keuangan di rumah sakit ini juga tidak sesuai dengan perencanaan dan peruntukkan, tiba-tiba ada pembangunan dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Sementara itu, ke khawatir terhadap manajemen dirumah sakit ini sudah di keluhkan oleh para senior ASN. Pasalnya, semenjak rumah sakit ini di pimpin oleh Direktur Utama (Dirut) Ibnu Rahmat Muda tidak pernah melaksanakan rapat koordinasi antar bidang.
“Ya, kalau untuk kordinasi antar bidang sangat lemah, ditambah tidak pernahnya rapat koordinasi antara manajemen dg pemberi pelayanan bisa dibilang sangat jarang. Dan sebaiknya Dirut yang seperti ini diganti saja dan kalau begini, habis rumah sakit daerah Batang Hari ini,” jelas ASN senior di rumah sakit.
Disamping itu, hingga beberapa episode pemberitaan terkait keluhan ASN dan bangunan dirumah sakit saat ini, Dirut rumah sakit ini seperti bungkam dan takut untuk mengklarifikasikan persoalan tersebut.
Dan menurut dari keterangan Kepala Bagian TU rumah sakit, Syafrudin S.K.M belum lama ini mengatakan, bahwa terkait pemberitaan yang sudah dikritik oleh media online ini, sebaiknya Dirut lah yang bisa menjawab.
“Saya sudah ketemu beliau dan sudah saya sampaikan untuk mengklarifikasi pemberitaan rumah sakit di media ini, tapi sepertinya beliau enggan untuk menemui rekan wartawan,” tandasnya. (Tim)
Editor : Heriyanto S.H.,C.L.A