Oleh: Sarman
JURNALISHUKUM.COM, OPINI – Jurnalis adalah penjaga kebenaran, bukan alat permainan. Di tengah gempuran informasi dan berbagai kepentingan, posisi jurnalis menjadi sangat vital untuk menjaga transparansi dan keadilan.
Namun, tidak bisa dipungkiri, ada pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan profesi ini demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Beragam cara ditempuh untuk meredam suara kritis, mulai dari tekanan hingga bujukan yang menggoyahkan prinsip.
Jurnalis Bukan Komoditas
Seorang jurnalis yang menjalankan tugasnya dengan benar adalah benteng terakhir bagi keadilan. Sayangnya, ada upaya dari pihak-pihak berkepentingan untuk “merangkul” jurnalis demi melindungi kepentingan tertentu.
Tawaran imbalan atau janji manis sering kali dijadikan alat untuk meredam pemberitaan yang seharusnya membela kebenaran.
Ketika jurnalis mulai terpengaruh oleh hal-hal semacam ini, berita yang disampaikan berisiko kehilangan objektivitas. Alih-alih menjadi suara rakyat, jurnalis justru terjebak menjadi corong kepentingan pihak tertentu.
Akibatnya, masyarakat pun dirugikan karena hak mereka untuk mendapatkan informasi yang jujur dan berimbang terabaikan.
Lawan Permainan Kotor
Banyak kasus di mana jurnalis dihadapkan pada situasi sulit: diam dan mengikuti arus, atau bersuara dengan segala risiko yang menyertainya.
Namun, di sinilah letak kehormatan profesi ini. Jurnalis sejati akan memilih jalan yang penuh tantangan demi menjaga nurani dan tanggung jawab moral.
Setiap jurnalis harus berani menolak segala bentuk permainan kotor, entah itu dalam bentuk tekanan, ancaman, ataupun tawaran yang menggiurkan. Karena sekali prinsip dikesampingkan, kepercayaan publik pun akan runtuh.
Seorang jurnalis tidak hanya bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, tetapi juga kepada masyarakat yang berharap pada keberanian dan ketegasannya dalam menyuarakan kebenaran.
Bangun Integritas, Jaga Kehormatan
Untuk semua jurnalis di luar sana, mari bangun tembok integritas yang kokoh. Jangan biarkan diri kita menjadi alat untuk menutupi kebobrokan.
Suara kita adalah kekuatan, dan pena kita adalah senjata. Jangan sampai kekuatan itu dipermainkan demi kepentingan segelintir orang.
Ingatlah, jurnalis bukanlah boneka yang bisa ditarik ulur. Kita adalah penyambung lidah rakyat, yang tugasnya adalah menyuarakan kebenaran, bukan menjadi tameng untuk melindungi kesalahan.
Lawan segala bentuk permainan kotor, dan berdirilah tegak demi menjaga kehormatan profesi.
Salam Jurnalis Berintegritas.