JURNALISHUKUM.COM, JAMBI – Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai kegiatan *Musyawarah dan Silaturahmi Himpunan Keluarga Belui Jambi (HKBJ)* yang digelar di Restoran Pondok Kito, Kota Jambi.
Puluhan warga asal Desa Belui, Kabupaten Kerinci, yang kini menetap di Jambi dan sekitarnya, tampak antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung hingga sore hari itu.
Selain menjadi ajang temu kangen antar perantau, forum tersebut juga menjadi momentum penting bagi HKBJ untuk melakukan pembentukan pengurus baru.
Dalam hasil musyawarah, Kurniawan Nurman Ahmad, SE resmi terpilih sebagai Ketua HKBJ menggantikan Yusmadi Yusuf, yang telah menakhodai organisasi itu sebelumnya.
Posisi Wakil Ketua diamanahkan kepada Reval Kurniawan, SH, sementara Pardiyal dipercaya sebagai Sekretaris.
Dalam sambutannya, Ketua terpilih Kurniawan Nurman Ahmad menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan komitmennya untuk menjadikan HKBJ lebih aktif, solid, dan berdaya guna bagi warga Belui di tanah rantau.
“Kita ingin HKB Jambi menjadi wadah yang solid, aktif, dan mampu mempererat rasa persaudaraan di antara warga Belui di perantauan. Mari kita majukan organisasi ini bersama agar semakin bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Nurman dengan nada optimistis.
Ketua sebelumnya, Yusmadi Yusuf, mengingatkan agar semangat kebersamaan dan nilai gotong royong tetap menjadi roh utama organisasi. Ia berharap kepengurusan baru bisa melanjutkan langkah yang telah dibangun dengan semangat kekeluargaan.
Para Penasehat HKBJ pun turut memberikan wejangan dan dorongan moral. Mereka menekankan pentingnya menjaga komunikasi dan solidaritas antaranggota, tidak hanya sebagai sarana berkumpul, tetapi juga wadah berbagi informasi dan kepedulian sosial.
“Kita berharap HKBJ tidak sekadar menjadi tempat berkumpul, tapi juga wadah untuk saling membantu dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat Belui, baik di rantau maupun di kampung halaman,” ujar salah satu Penasehat HKBJ.
Acara ditutup dengan ramah tamah, pemberian cinderamata, dan foto bersama. Senyum dan tawa warga Belui di rantau menjadi penanda bahwa ikatan kekeluargaan tetap terjaga, meski jauh dari tanah kelahiran. (Tiko)











