JURNALISHUKUM.COM, PAPUABARAT – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Teluk Bintuni Fredik Paduai, S.Sos.MM, selaku Plt Kepala Dukcapil Teluk Bintuni Melakukan Pelayanan Terintegrasi dokumen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil kepada orang asli Papua (OAP) dari dana Outsus di Aula Distrik Moskona Selatan Kampung Jagiro. Jum’at (30/08/2024).
Selain melakukan pelayanan kepemilikan dokumen akte kelahiran, kematian dan akta perkawinan pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyerahkan buku pokok Pemakaman (Bupok) dan buku Agregat data kependudukan untuk distrik dan kampung oleh dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten teluk bintuni tahun 2024.
Distrik Moskona Selatan atas nama Siprianus Yerkohok mengatakan bahwa distrik Moskona Selatan ada 5 kampung induk dan 10 kampung pemekaran, Kampung induk terdari dari Jagiro, Inggof, Barma Barat, Mayenda & Rawara dan kampung pembakaran yakni Messih, Thimogrof, Meyodo, Mosusna, Meridei, Otuwajd, Irahima, Orocamna, Momiyefew, dan Yahtiwa.
Kepala Distrik Moskona Selatan Siprianus Yerkohok mengatakan banyak terima kasih kepada Dukcapil yang telah datang melayani dokemuen-dokumen masyarakat Seperti kartu keluarga, KTP, akta pernikahan, akta kematian dan kartu edintitas anak, disini Dukcapil sangat membantu masyarakat yang jauh di tempuh untuk ke kantor dinas catatan sipil.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Distrik Moskona Selatan semakin sadar akan pentingnya dokumen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, dan bagi masyarakat yang mengurus surat kematian akan di berikan bingkisan berupa gula, kopi daun teh, garam, piksin, & sabun mandi. ujar Fredik Paduai.
Selain kepala distrik Moskona Selatan sekretaris kampung Jagiro David Kambuaya, Pemuda kampung distrik Arius Ortua, dan Tokoh perempuan Dessy Yerkohok Berterima kasih kepada Staf- staf pemerintah dinas kependudukan dan catatan sipil yang telah hadir di kampung untuk membantu meringankan beban masyarakat yang belum melengkapi data agregat kependudukan karena untuk datang ke kantor Dukcapil memerlukan biaya besar seperti transportasi, penginapan, makanan dan minuman. (Amiruddin)