JURNALISHUKUM.COM, PAPUABARAT – Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 7 Suku Teluk Bintuni menggelar mediasi antara masyarakat adat Kuri dan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni terkait sengketa proyek pembangunan Jalan Simei-Obo pada Sabtu, 7 September 2024. Mediasi ini berlangsung di Kali Tubi, Bintuni, dan dipimpin oleh Ketua LMA 7 Suku, Marthen Wersin.
Peserta Mediasi
Mediasi ini melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Richard Talakua dari Pemkab Teluk Bintuni, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Teluk Bintuni Yan Kamisopa, Kepala Kampung Obo Yunus Rensana, tokoh pemuda Kuri Mikhael Warbete, dan Sekretaris LMA 7 Suku Mesianus Waney. Acara ini dihadiri oleh 15 peserta yang mewakili berbagai elemen masyarakat adat setempat.
Latar Belakang Konflik
Proyek pembangunan Jalan Simei-Obo telah menjadi perdebatan panjang antara masyarakat Kuri dan pemerintah. Masyarakat mengeluhkan keterlambatan proyek yang dianggap krusial bagi aksesibilitas dan kemajuan ekonomi wilayah tersebut. Kepala Kampung Obo, Yunus Rensana, menegaskan pentingnya penyelesaian segera proyek tersebut.
“Kami berharap proyek pembangunan ini segera dirampungkan tanpa harus melalui proses hukum yang justru akan memperlambat pelaksanaannya,” ujar Yunus Rensana.
Proses Mediasi
Mediasi dimulai pada pukul 11.27 WIT dengan pembukaan oleh Marthen Wersin, yang menekankan pentingnya penyelesaian konflik melalui jalur damai dan musyawarah. Diskusi berlangsung intens dengan upaya mencari jalan keluar tanpa merugikan salah satu pihak. Richard Talakua dari Pemkab Teluk Bintuni menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat adat.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek Jalan Simei-Obo dan akan memastikan bahwa kepentingan masyarakat adat tetap menjadi prioritas,” ujar Richard.
Imbauan untuk Menjaga Ketertiban
Tokoh adat dan pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga ketertiban di Teluk Bintuni, khususnya di Kampung Obo, selama proses penyelesaian sengketa berlangsung.
“Keamanan dan ketertiban harus dijaga. Kami berharap semua pihak bisa bersabar sambil menunggu penyelesaian masalah ini,” ujar Ketua DAP Teluk Bintuni, Yan Kamisopa.
Harapan untuk Kesepakatan Damai
Mediasi ini diharapkan mampu menghasilkan kesepakatan damai yang akan mempercepat kelanjutan proyek pembangunan Jalan Simei-Obo. Jalan tersebut dianggap sebagai proyek penting yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah Kuri dan Obo. Mediasi ditutup pada pukul 13.04 WIT dengan pesan perdamaian dari Marthen Wersin.
“Rapat ini bukan akhir, tetapi permulaan dari upaya kita mencari solusi terbaik. Kami berharap Tuhan memberkati kita semua dalam perjalanan ini,” tutup Marthen.
Tanggapan Setelah Mediasi
Marthen Wersin menyampaikan keyakinannya bahwa masyarakat dan pemerintah akan memegang teguh keputusan yang telah disepakati, dan mengimbau masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban menjelang Pemilihan Umum yang akan datang.
Ketua DAP Teluk Bintuni, Yan Kamisopa, juga menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur, terutama jalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Papua.
Kepala Kampung Obo, Yunus Rensana, berharap proyek pembangunan jalan segera diselesaikan, sementara tokoh pemuda Kuri, Mikhael Warbete, memberikan apresiasi kepada LMA 7 Suku dalam memediasi pertemuan ini.
Acara mediasi berjalan dengan aman dan lancar, dengan harapan persoalan Simei-Obo dapat diselesaikan secepatnya. (Amiruddin)