JURNALISHUKUM.COM, BATANGHARI –BUMDes adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Desa, artinya, suatu lembaga/badan perekonomian desa yang dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis mandiri dan profesional dengan modal keseluruhan atau sebagian besar kekayaan desa yang dipisahkan.
BumDes sendiri untuk memperoleh keuntungan di mana selanjutnya dapat memperkuat Pendapatan Asli Desa (PAD), kesejahteraan memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan masyarakat desa seperti menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 78 ayat (1).
Bicara soal BumDes, di Desa Rambutan Masam sejak tahun 2016-2019 pengelolaan Dana BumDes ini dinilai tidak sesuai dengan harapan masyarakat, bahkan diduga Dana BumDes tersebut tidak transparan pengelolaannya.
Terkait hal ini, Kades Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari A Roni minta kepada Inspektorat Kabupaten Batanghari untuk mengaudit pengolahan Dana BumDes tahun 2016-2019.
Menurut Kades A Roni, pihak Inspektorat Batanghari harus memeriksa Direktur BumDes yang lama dan pengurusnya. Karena ini menyangkut uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan.
” Kerugian dari Dana BumDes sejak 2016 hingga 2019 mencapai Rp 450 juta, inikan uang rakyat. Tidak bisa tidak ada pertanggungjawaban,” tegas Busu Roni sapaan akrab Kades.
Lebih lanjut A Roni Ali mengatakan, tujuan dirinya untuk memimpin Rambutan Masam ini, salah satunya membersihkan oknum-oknum yang nakal dalam pengolaan uang rakyat.
” Tagline kita Menuju Rambutan Perubahan ” salah satunya ini, untuk mengaudit Dana BumDes, dan masyarakat harus tau kemana Dana BumDes selama ini,” terang Kades A Roni.
Sementara, Bagian Irbansus Inspektorat Kabupaten Batanghari, Muhammad Fattan mengapresiasi hal ini.
Menurutnya, ini bagian dari program Fadhil-Bakhtiar yang menginginkan pemerintahan bersih, mulai dari tingkat Pemerintah Kabupaten hingga Pemerintah Desa.
” Mantap bro, tolong buat surat laporan dari masyarakat. Kali surat masuk akan kita tindaklanjut,” kata Fattan. (*)
Jurnalis Hukum : Nurlela