JURNALISHUKUM.COM, ACEH – Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cabang Aceh, Muhammad Rifqi Maulana menekankan, pentingnya respons cepat dari Pemerintah Daerah dalam menghadapi lonjakan harga beras Adapun rata-rata kenaikan harga beras berkisar Rp10.000,- hingga Rp20.000,- lebih untuk beras kemasan 25 kilogram.
Naiknya harga beras ini dikeluhkan pedagang hingga pembeli. Kenaikan tersebut dikarenakan berkurangnya pasokan beras kepasar di akibatkan kemarau berkepanjangan. kebutuhan pokok beras yang isinya 15 kg.
Bahkan, pada bulan februari 2023 harganya Rp. 172 ribu. pada bulan juni harganya Rp.182 ribu naik lagi pada bulan agustus 2023 harga menjadi Rp.192 ribu. dan bulan september 2023 sekarang ini harga beras 15 kg menjadi Rp. 205 ribu.
“Ya, ini menunjukkan harga mencapai 20%. kalau beras sudah naik 20 maka akan naik barang kebutuhan pokok lainnya,” katanya.
Muhammad Rifqi Maulana, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cabang Aceh meminta agar Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskoperdag) serta Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Provinsi Aceh segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menangani masalah ini.
Menurutnya, situasi ini memerlukan tanggapan serius terutama mengingat kenaikan harga beras dipicu oleh musim kemarau yang durasinya belum pasti.
Situasi saat ini menuntut Bidang Ketahanan Pangan untuk segera bertindak. Stok beras dalam ketahanan pangan harus dimanfaatkan untuk menstabilkan harga dan mengatasi potensi kelangkaan.
“Penggunaan stok dalam ketahanan pangan dapat membantu menekan lonjakan harga dan mengantisipasi kelangkaan,” ujarnya.
Perbaikan sistem irigasi juga menjadi penting dalam kondisi saat ini. Irigasi memiliki peran kunci sebagai sumber air selama musim kemarau.
“Kerusakan dalam sistem irigasi saat ini akan berdampak negatif pada produksi dan hasil panen padi, yang pada gilirannya meningkatkan harga beras,” paparnya.
Rifqi mendesak Dinas Pertanian untuk melakukan perbaikan pada sistem irigasi, karena irigasi yang efisien akan membantu menjaga hasil panen saat musim kemarau tiba.
“Pentingnya perhatian pada perbaikan irigasi telah diingatkan sejak dulu, namun respons dari dinas terkait belum memadai hingga saat ini,” jelasnya.
Untuk meredam kenaikan harga beras, Permahi meminta Dinas Perdagangan untuk mengimplementasikan operasi pasar.
“Saya mengharapkan dan akan mendorong Dinas Perdagangan untuk melaksanakan operasi pasar,” katanya lagi.
Operasi pasar ini diharapkan dapat membantu warga ekonomi menengah ke bawah, guna mendapat bahan pangan dengan murah dan terjangkau. Selain itu operasi pasar ini untuk menekan inflasi. (Ist)