JURNALISHUKUM.COM BIREUEN – Persiapan Menghadapi Pemilu 2024 yang semakin dekat Komisi Independen Pemilihan KIP Kabupaten Bireuen Melakukan sosialisasi kepada berbagai unsur masyarakat dan golongan termasuk Anggota PERS dan kaum Disabilitas.
Dimana ini Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dan mencegah golput saat Pemilu nanti yang dilaksanakan di kantor KIP Bireuen sejak beberapa hari lalu sampai hari Jumat kemarin.
Yusaini Ketua perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Bireuen Kepada Awak Media Ini Jum,at Malam 24,11/23 Meminta Di Publikasi tentang kejadian yang Membuat Dirinya Sangat kecewa Dan Tidak Bisa terima.
Karena dia Merasa Dipermalukan Oleh Pihak KIP Bireuen dengan Anggotanya, Dalam sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh KIP itu telah mengumpulkan 50 orang kaum disabilitas yang bernaung di bawah PPDI Yang di pimpin olehnya tanpa sepengetahuan dirinya.
Sedangkan ketua KIP dan jajarannya tidak Asing Dengan Ketua PPDI Tetapi Dalam Hal Ini seperti tidak Saling Kenal mengenal.
Saat Yusaini menghubungi ketua KIP Saiful Hadi mempertanyakan kenapa dia tidak mendapat undangan sementara anggotanya dipergunakan oleh pihak KIP, Saiful Hadi mengatakan tidak tahu itu urusan sekretaris sekarang saya kirim nomor kontak sekretaris saya tuturnya kata Yusaini.
Tidak lama kemudian sekretaris KIP menelepon yusaini langsung dipertanyakan kenapa saya tidak mendapat informasi atau undangan sementara anggota saya dikumpulkan Oleh KIP, kata sekretaris sudah dikirim undangan nya sama Pak mansur.
Ketika ditanya siapa Pak Mansur itu dia nggak tahu, lalu yusaini mengatakan apa Sekretaris KIP tidak bisa baca tulis ya, selanjutnya terjadilah percakapan panjang lebar dengan bahasa dan nada kurang bersahabat, kata yusaini.
Lanjut Yusaini, mereka KIP melakukan sosialisasi kepada peserta penyandang disabilitas sebagai bentuk tugas dan tanggung jawabnya yang harus di jalankan, tetapi bagi Yusaini menilai Akibat Dengan Cara yang tak bersahabat begitu telah menimbulkan Konflik baru dalam interen PPDI Sehingga terkesan menimbulkan rasa Pelecehan dan Bentuk perpecahan dari luar yang mencoba menghancurkan PPDI Hari ini.
Bahkan, apalagi dalam pertemuan tersebut sempat ada anggotanya yang di mintai kata kata sambutan mewakili PPDI yang sepatutnya itu hak Ketua sebagai penanggung jawab organisasi.
Setelah kegiatan KIP selesai sesuai harapannya,pro kontra antar sesama Anggota PPDI pun spontan terjadi, karena sebahagian mulai curiga Yusaini Bukan ketua PPDI lagi buktinya dalam Acara besar itu Tidak Mendapat undang, sebagaian lainnya mulai tak senang melihat rekannya yang Tampil Mewakili Ketua PPDI dalam acara tersebut yang menurut mereka dianya sudah lancang mengambil Alih posisi ketua tanpa sepengetahuan nya.
Dan semua ini terjadi akibat kecerobohan pihak KIP Yang Bekerja sesukanya tanpa menjaga Marwah orang lain.
Lanjut yusaini lagi, yang dia tak bisa membayangkan Apa Tujuan Pihak KIP Bireuen dalam diam diam kumpulkan anggota PPDI tanpa sepengetahuan dirinya sebagai Ketua, dan tidak mengundang dirinya beserta sekretaris PPDI kenapa mereka berbuat demikian tanpa memperhitungkan akibat yang akan di timbulkan dalam badan PPDI dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
Yusaini menduga ini memang cara mereka untuk menghancurkan PPDI karena yang berperan dalam badan KIP itu bukan orang orang bodoh, akan tetapi semua Orang Berpendidikan tinggi, kendati tidak bermoral yang standar pendidikannya ucap ketua PPDI.
Kendati rasa kesal Yusaini tak dapat Di bendung,namun yusaini masih sempat berharap di lain waktu dan tempat, mereka Pihak KIP semua bisa mengedepankan moral dan etika supaya tidak menjatuhkan harkat serta martabat orang, juga tidak menghancurkan organisasi orang lain.
Kendati kami penyandang disabilitas yang di anggap kaum rendah, tetapi sebaiknya jangan direndahkan lagi,kami juga punya harga diri walaupun taraf hidup kami beda dengan mereka.
Saiful Hadi ketua KIP kabupaten Bireuen yang dihubungi awak media ini melalui pesan whatsapp belum memberi keterangan terkait hal tersebut. (Zahari)