JURNALISHUKUM.COM, BATANGHARI – Fathuddin, Ketua Lembaga Adat Bumi Serentak Bak Regam Kabupaten Batanghari, pada malam sedekah rakyat yang digelar di Rumah Adat kembali menyinggung, bahwa Tim yang berjuang di Pilkada Tahun 2020 lalu banyak yang tidak menikmati. Dimana, persoalan tersebut kerap ia dengar di kalangan masyarakat di dalam wilayah Kabupaten Batanghari.
“ Kito Berjuang, Dio Nikmat,” kata Fathuddin.
Bahkan, dalam sebuah bahasa itu ditujukan kepada pejabat yang dulunya dianggap tidak ‘berkeringat’ saat masa-masa Pilakda Batanghari. Alhasil, pada malam sedekah rakyat itu, sengaja dia menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemimpin saat ini menjadikan ASN sebagai pejabat di dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
“Sengajo sayo kumpulkan malam ini untuk menyampaikan, untuk bersamo-bersamo berat samo dipikul, ringan samo dijinjing. Ado samo berado, dak ado samo dicari. Tedampar samo kering, terendam samo basah. Buah masak samo dimakan, buah mentah samo diperam. Itu yang dikehendaki oleh masyarakat kito,” ujarnya, pada Sabtu (18/11).
Pria yang akrab disapa Ning Taud ini dan juga warga Kecamatan Marosebo Ilir juga mengatakan, kepada masyarakat yang dulu pernah berjuang bersama Fadhil-Bakhtiar saat Pilkada 2020, untuk sadar akan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
“Karno kapasitasnyo berbeda-beda. Sayo sebagai orang tuo dak mungkin sayo biso jadi sekda, dak mungkin sayo biso jadi kepala dinas, dak mungkin sayo biso jadi camat. Karno apo, syarat untuk jadi camat dak ado di sayo, karno sayo bukan pegawai negeri,” sebutnya dalam bahasa melayu Jambi ini.
“Jadi bagi tim-tim yang berjuang tapi dio bukan pegawai negeri, jangan dio mimpi nak jadi camat, tapi bagi yang jadi camat, ingat bahwa yang dapat menggenapkan posisi saat ini yaitu tim-tim dapat mendudukkan satu pemimpin yang bijak,” sambungnya.
Fathuddin juga sampaikan terkait kesenjangan kesejahteraan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat belakangan ini. Namun, menurutnya, kesejahteraan itu mempunyai arti tersendiri bagi masing-masing perorangan.
“Artinyo kesejahteraan itu ukurannyo orang mengatakan relative, ado yang ngatokan baju yang sayo pake ni elok, nah tentu ado yang pengen makek baju ini,” jelasnya.
Ia pun mengumpamakan, perbedaan-perbedaan kesejahteraan yang terjadi di kalangan masyarakat merupakan rahmat yang harus disyukuri. Dan kepada mereka yang memiliki jabatan untuk tidak lupa berbagi kepada sesama.
“Jadi misal datuk kades, kalau ado baju macam ni cak limo ikok, hibahkan sikok ke orang lain. Supayo orang lain ikut sejahtera, begitu adat kito dalam membangun kebersamaan,” pungkasnya.
Sementara itu, pada malam sedakah rakyat yang mengusung tema “Duduk Sorang Besempit-sempit, Duduk Rame Belapang-lapang” tersebut, dihadiri oleh Bupati Batanghari, Kepala Desa dan Pejabat OPD lingkup Batanghari, serta pengurus lembaga adat Serentak Bak Regam.
Ditempat terpisah, salah seorang Tim Fadhil-Bakhtiar yang enggan namanya disebut mengatakan, bahwa perjuangan yang dilakukan pada waktu tidak lah berarti bagi mereka yang tidak mengerti akan perjuangan dan semestinya di dalam politik itu ada balas budi, meskipun dirinya bukan seorang ASN.
“Yang lebih kasihan lagi ada seorang sahabat kita yang dulunya selalu bersamanya tidak di perhatikan lagi, bahkan sahabatnya saat ini sudah pasrah dan tidak mungkin lagi disesali. Dimana pada kedudukan jabatan yang ada di tubuh Pemkab Batanghari saat ini banyak diisi dari luar Kabupaten Batanghari,” katanya.
Seperti apa yang di tulis di status Facebook seorang warga Batanghari berinisial MZ,”Klu sy punyo saran jangan lagi diingat, apolagi diungkit Tuk Ketuo, talak inlah,”. (Tim)
Jurnalis Hukum : Heriyanto S.H.,C.L.A